DEFINISI
Luka bakar adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh panas, arus listrik atau bahan kimia yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan jaringan yang lebih dalam
PENYEBAB LUKA BAKAR
Sesuatu yang panas sehingga menyebabkan kerusakan kulit, antara lain :
• Air atau minyak panas
• Api kebakaran, udara panas
• Radiasi, sinar matahari atau sinar yang lain
• Bahgan kimia H2Soa, KOH dll
• Listrik (petir)
KEDALAMAN LUKA BAKAR (GRADIASI)
Di bagi menjadi 4 derajat yaitu:
1. Derajat I (Erythema) :
• Hanya mengenai epidermis
• Kemerahan nyeri, panas
• Kulit tidak sampai terkelupas. Akan sembuh tanpa perawatan khusus dalam 3 sampai 6 hari
• Pengobatan hanya diberikan analgetik
2. Derajat II (Bullosa) :
Kerusakan pada bagian epidermis dan bagian atas dermis
3. Derajat III (superficial) :
• Masih banyak komponen dermis yang tidak rusak
• Timbul bulia terisi cairan
• Warna kulit lebih pucat
• Kemungkinan infeksi lebih banyak
• Penyembuhan antara 3 – 5 minggu, biasanya disertai cacat
4. Derajat IV :
• Kerusakan pada saluran tebal kulit
• (epidermis – Dermis ) dan jaringan di bawahnya, berwarna pucat, hitam dan kering
• Sensibilitas kurang
• Penyembuhan memerlukan graft
PENGGOLONGAN LUKA BAKAR
1. Tingkat parah (critical) yaitu :
• Grade II : lebih dari 30%
• Grade III: lebih dari 10%
• Dengan bahayanya komplikasi, antara lain:
o Jalan napas I tractus respiratorius
o Kerusakan jaringan yang lain
o Grade II pada daerah yang peka seperti leher, tangan dan kaki
2. Tingkat sedang (Moderate) yaitu:
• Grade II : 15 - 30%
• Grade III: 2 - 10%
3. Tingkat ringan (Mild) yaitu :
• Grade I
• Grade II: < 15%
• Grade III: < 2%
Indikasi perawatan dirumah sakit yaitu luka bakar tingkat sedang dan parah.
PROGNOSA DAN ANGKA KEMATIAN
Prognosa dan angka kematian pada luka bakar dipengaruhi oleh derajat dan luasnya luka bakar serta usia penderita. Tidak ada perbedaan angka kematian antara wanita dan pria.
PATOFISIOLOGI
Kebakaran disebabkan oleh perpindahan energi panas dari sumber panas ke dalam tubuh. Panas dapat di transfer melalui hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar disebabkan panas, radiasi, listrik atau bahan kimia. Kerusakan jaringan akibat koagulasi denaturasi dari saluran nafas bagian atas adalah jaringan yang lebih umum mengalami kerusakan. Jaringan yang dalam, mengikuti organ di dalam tubuh dapat mengalami kerusakan karena luka bakar yang disebabkan arus listrik atau kontak yang lama dengan penyebab luka bakar. Kedalaman luka bakar tergantung temperatur penyebab luka bakar dan lamanya kontak dengan penyebab. Sebagai contoh pada luka bakar karena air panas, maka air panas dengan temperatur 68,9 C yang mengenai selama satu detik mengakibatkan luka bakar yang merusak epidermis dan dermis – Derajat III)
Dalam 15 detik pada tempat tebuka, air panas dengan suhu 56,1 C akan terjadi luka bakar dengan derajat yang sama dengan diatas.
Efek pertama pada luka bakar adalah terjadinya dilatasi kapiler dan pembuluh darah kecil pada tempat yang terbakar serta meningkatnya permeabilitas kapiler. Plasma keluarv menuju jaringan sekitarnya sehingga terjadi bulla dan odem.
Tipe, lama dan identitas dari luka bakar mempengaruhi banyaknya dan lamanya kehilangan cairan pada umumnya kebocoran cairan terjadi pad 24 – 46 jam pertama setelah terbakar. Pada luka bakar yang berat, sebagian kecil mengalami kebocoran kapiler berlanjut sampai beberapa minggu. Kebocoran kapiler tidak terbatas pada daerah yang terbakar saja, ketika luka bakar lebih dari 30% permukaan tubuh, lebih sering odem terjadi diseluruh tubuh.
Pada luka bakar, plasma, protein dan elektrolit hingga dari compartement darah dan menuju inters tial. Tetapi sel darah merah tetap di compartement darah yang mengakibatkan meningkatnya vicitas darah hematokrit dan hemoglobin pada jam – jam pertama setelah luka bakar hilangnya cairan pada luka bakar mengakibatkan penurunan volume cairan pada sistem vaskuler dan jatuhnya tekanan darah cardiac out put. Respon sistem saraf simpatis terhadap shock luka bakar ini berupa meningkatnya resistensi perifer, akibatnya nadi menjadi lemah dan cepat
Ketika kapiler mencapai integritasnya 48 – 72 jam setelah luka bakar, cairan kembali ke compartement darah dan penderita memasuki fase dari perawatan luka bakar. Cairan diabsorbsi dari jaringan intertitial ke compartement darah, volume darah meningkat diuresis berkelanjutan dari badan. Selama periode ini penderita berada pada resiko tinggi untuk menjadi overload cairan dan membutuhkan obat cardiactonic dan diuretik untuk memperbaiki sirkulalasi dan mencegah kegagalan jantung kongesti. Pengurangan atau restriksi cairan dibutuhkan untuk mencegah odem paru.
PENATALAKSAAN
Penatalaksanaan terhadap penderita luka bakar harus memperhatikan urutan prioritas sebagai berikut:
a. Pernafasan
Bila saluran nafas ikut terbakar maka akan terjadi odem dan hipersekresi saluran napas. Penderita akan sesak dan terdengar stridor, mungkin pula ronkhi. Segera dinilai apakah perlu dilakukan tracheostomi untuk mengatasi odema larynx atau untuk memeperkecil dead space pernafasan.
b. Cairan
Orang dewasa dengan luka bakar tingkat II – III (20% atau lebih) sudah ada indikasi untuk pemberian infus, karena kemungkinan timbulnya shock dan dilatasi lambung.
Sedangkan pada anak dan orang tua batasnya 15%. Cairan kristaloid selama 24 jam pertama, diikuti koloid pada 24 jam berikutnya formula Baxter sama dengan Parkland yaitu suatu resusitasi kristaloid RL 4 cc / kg BB / presentase luas luka bakar. Setengah dari jumlah tersebut diberikan dalam 8 jam pertama dan setengahnya 16 jam berikutnya. Setelah 18 jam diberikan koloid 500 – 1000 cc. Pada hari kedua umunya tidak diberikan lagi kristaloid, karena Na sudah amat tinggi, tetapi diberikan larutan glukosa untuk mempertahankan urine produksi elektrolit lain tergantung pantauan laboratorium
c. Rasa nyeri
Rasa nyeri yang hebat dapat menyebabkan neurogenik shock yang terjadi pada jam – jam pertama dari trauma. Analgetik dan morfin diberikan intravena agar bila penederita jatuh dalam shock maka pemberian im / SC akan tidak efektif, morfin diberikan dalam 0,05 mg 1 kg IV
PERTOLONGAN PETAMA
1. Matikan api atau menjauhkan penderita dari sumber panas. Cegah penderita untuk tidak berdiri atau lari, karena akan memperbesar nyala api. Anjurkan untuk berguling atau ke bak air terdekat
2. Pada luka bakar karena bahan kimia, bilasan dengan air yang cukup banyak sengat menolong tanpa menunggu bahan penetral
3. Pada luka bakar dari sumber panas, bagian yang terbakar didinginkan dengan air bersih atau dengan selimut yang telah dibasahi untuk mencegah efek lebih lanjut dari panas dan mengurangu rasa nyeri
4. Pada luka bakar karena listrik, penolong dianjurkan mengenakan isolator agar tidak ikut dialiri arus listrik
5. Luka jangan dibubuhi dengan mentega, garam, kecap atau minyak tertentu karena sulit dibersihkan dan mengacaukan perhitungan luas luka bakar
PERAWATAN DEFINITIF
1. Perawatan tertutup
Setelah bersih di tutup dengan selapis kain steril berlubang – lubang (Tulle) yang mengandung vaseline atau tanpa antibiotika, lalu setumpuk kasa dan verband. Bebatnya cukup tebal sehingga eksudat lainnya tidak menembus keluar. Tujuan ini adalah melindungi luka dari trauma dan bakteri serta mengurangi evaporasi. Indikasi perawatan tertutup adalah penderita yang dirawat di poliklinik, luka tubuh yang melingkar dan jari – jari.
2. Perawatan terbuka
Eksudat yang keluar dari luka beserta debris akan mengering menjadi lapisan eschar yang bertindak sebagai verband. Ini kaku dan relatif kedap bakteri (Bacterial prof). Penyembuhan akan berlangsung dibawah eschar. Penderita akan di rawat di tempat tidur dan ruangan yang relatif steril. Sebab eschar yang pecah harus diberikan obat – obatan lokal dan dikontrol bila ada pus di bawah eschar dengan timbulnya panas, dan lain - lain
3. Obat – obatan lokal
Oleh karena jaringan – jaringaj nekrotik yang melekat pad luka dan tentunya tidak dapat dicapai dengan antibiotika yang diberikan secara sistematis, maka pada luka bakar pemberian obat – obatan lokal merupakan keghrusan.
4. Excisi dini
Pada luka bakar derajat IIB (dalam) dan derajat III harus dipertimbangkan untuk melakukan excisi dini. Biasanya pada hari ke 4 – 14 setelah keadaan stabil
5. Skin graft
Transplantasi dini sangat penting bagi penderita untuk mempercepat penyembuhan, mengurangi kehilangan cairan dan energi
6. Makanan
Makanan pada penderita luka bakar harus kaya energi. Dewasa normal 2000 – 2500 kalori / 24 jam. Untuk penderita dengan luka bakar 25 % memerlukan kalori 4000 – 5000 kalori / 24 jam
7. Rehabilitasi
Terapi fisik penting untuk memulihkan pergerakan pada sendi – sendi yang cedera akibat luka bakar
PENGKAJIAN
a. Data subjectif
• Nafas terasa sesak
• Mulut dan tenggorokan terasa kering
• Perut terasa sakit dan sebah
• Luka di wajah terasa nyeri
• Perut terasa lapar dan badan terasa lemas
b. Data objectif
• Ada lendir di leher, kemerahan dan bengkak
• Turgor kulit jelek, hipotensi, tachicardi, bibir kering dan suara serak
• Nyeri pada daerah perut
• Terdapat luka wajah, jika diobati biasanya kesakitan
• Luka kotor terdapat pus dan bau. Pada pemeriksaan terdapat kuman dan sel darah putih meningkat
• Berat badan menurun, timbul odema anarkasa dan kulit ada bercak
c. Data laboratotium
• Hematokrit
Terdapat peningkatan sekunder karena kehilangan cairan intra vaskuler
• Hemoglobin
Penurunan sekunder karena hemolisis
• BUN
Penurunan sekunder karena perpindahan cairan yang massive kurang intertitial
• Urine (urinalisis, kultur)
DIAGNOSA, TUJUAN, KRITERIA HASIL, DAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Terjadinya gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen sehubungan dengan adanya trauma jalan napas / obstruksi jalan nafas bagian atas / odema paru
Tujuan :
Jalan nafas dan fungsi kembali normal
Kriteria hasil :
• Penderita bernafas spontan
• Frekuensi napas 16 – 20 kali / menit
• Tidak terjadi hipoksia
• Tidak terdapat sekret pada jalan napas
Rencana tindakan :
a. Bebaskan jalan nafas dengan posisi kepala extensi, hisap lendir bila ada
b. Beri O2 dengan kelembaban normal sesuai hasil kolaborasi dengan dokter
c. Kaji suara napas dan jumlah rata – rata / menit, irama dan tanda – tanda hipoksia
d. Observasi tanda – tanda eritema, lapuh pada bibir dan mukosa
e. Motivasi pada penderita untuk melakukan / merubah posisi, mengambil napas dalam dan hisap lendir jika dibutuhkan
2. Terjadinya gangguan keseimbangan cairan elektrolit sehubungan dengan rusaknya pembuluh darah perifer
Tujuan
Keseimbangan cairan elektrolit normal
Kriteri hasil :
• Penderita menunjukkan intake, out put dan berat badan sesuai yang diharapkan
• Produksi urine 0,5 – 1 cc / kg BB / jam
• Penderita tidak merasakan kahausan
• Hesil elektrolit dalam batas normal
Rencana tindakan :
a. Observasi tanda – tanda vital, produksi urine dan kesarafan
b. Beri cairan dan elektrolit sesuai instruksi dokter
c. Observasi status mental dan sensoris
d. Tinggikan tempat tidur bagian kepala dan tinggikan extremitas yang terbakar
3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan luka bakar yang diderita
Tujuan :
Nyeri berkurang
Kriteria Hasil :
• Penderita menunjukkan tingkat kenyamanan yang adekuat
• Aktif melakukankegiatan sesuai kebutuhan
• Penderita dapat tidur dengan nyenyak
Rencana tindakan :
a. Kaji rasa nyeri penderita dan bedakan dengan hipoksia
b. Beri analgetik sesuai program pengobatan dokter
c. Beri informasi dengan jujur untuk mendapatkan hasil yang optimal
4. Potensial terjadinya infeksi sehubungan dengan hilangnya pertahanan kulit akibat luka bakar
Tujuan :
Tidak terjadi infeksi
Kriteria Hasil :
• Luka tampak bersih
• Bebas dari tanda – tanda infeksi lokal atau sistematik
• Pemeriksaan kultur darah dan urine negatif
Rencana tindakan :
a. Terapkan teknik aseptik dalam merawat penderita
b. Beri antibiotika dan salep anti bakteria topikal sesuai dengan program terapi
c. Kaji keadaan luka tiap hari terhadap tanda – tanda infeksi
d. Motivasi untuk meningkatkan kebersiahn diri
PELKSANAAN
Pelaksanaan tindakan perawatan merupakan implementasi dari rencana tindakan yang telah di tentukan, dengan maksud agar kebutuhan terpenuhi secara optimal. Tindakan keperawatan dapat dilaksanakan sebagian oelh penderita itu sendiri, oleh perawat secara mandiri atau mungkin dapat dilaksanakan dengan bekerja sama antara tim kesehatan lainnya misalnya ahli gizi dan fisioterapi
EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah akhir dalm proses keperawatan, untuk mengetahui hasil dari rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan SOAP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar