1. PENGERTIAN
Hernia Adalah suatu tonjolan yang abnormal dari organ-organ intraabdominal keluar dari cavum abdomen tetapi masih diliputi oleh perifoneum.
Macam –macam hernia dilihat dari lokasinya:
a. Hernia inguinlis
· Lateralis/indirekta : 50%
· Medialis /direkta : 20%
b. Hernia A femorlis 5%
c. Hernia insisional (hernia dhiafragmaticalheria ventralis ) : 10%
d. Hernia umbilicalis : 3%
Hernia juga dapat digolongkan menjadi hernia reponibiilis dan ireponibilis. Hernia reponibilis yaitu suatu hernia yang dapat dikembalikan dengan manipulasi manual ke bentuk normalnya dengan kantong pada dinding abdomen. Sedangkan hernia ireponibilis tidak dapat dikembalikan keposisi normalnya karena adhesi atau leher kantong hernia terbalik. Bila hernia ireponibilis di sertai dengan gangguan nyeri vaskuler maka digolongkan pada hernia incarcerate.
pada umumnya manifesttasi klinis pada hernia adalah asimtomatik. Penderita pada umumnya mengeluh adanya benjolan yang timbul bila mengejan, berdiri, berjalan, dan menghilang bila tidur.
- PATOFISIOLOGI
Hernia bisa terjadi secara konginetal maupun accuired. Hernia yang bersifat konginetal seperti hernia ingunalis indirect. Sedangkan yang bersifat accuired bisa terjadi adanya peningkatan tekanan intra abdominal.
Peningkatan tekanan intra abdomibal anatara lain disebabkan oleh :
· Pengejanan mendadak
· Obesitas
· Gerak badan terlalu aktif
· Batuk menahun
· Asites
· Mengejan pada saat BAB
· Kehamilan
· Massa abdomen yang besar
Akibat peningkatan tekanan intra abdominal ini:
· Kelemahan dasar kanal ingunalis yang tidak memasuki kanal melali cincin internal tetapi langsung melalui trasvrse facia dan keluar cincin eksternal sehingga terjadilah hernia inguinalis direct.
· Kelenmahan fascial marginalis dari cincin inguinalis eksternal dan keluar abdomen melalui cincin inguinalis lewat kanal inguinalis dan menembus cincin eksternal sehingga terjadi hernia inguinalis indirect.
· Arteri femoralis yang melewati paha dan membengkak pada lipatan paha, jika bagian pencernaan omentum melalui cincin femorallis tersebut dapat terjadi hernia femoralis
· Struktur muscular menjadi abnormal dimanaterjadi kegagalan pembukaan umbilical yang seharus menutup setelah kelahiran dapat menyebabkan hernia umbilicalis
· Adanya infeksi, inadekuat nutrisi, distensi abdomen, ekstreme atau obesutas yang mempengaruhi letak insisi bedah tertentu dapat menyebankan hernia insisional.
Pada hernia incacerata dapat terjadi gangguan atau kehilangan suplai darah pada hernia karena obstruksi dari usus sehingga berakibat stragulasi hernia. Hernia stragulasi itulah yang memerlukan intervensi bedah darurat karena dapat terjadi iskemi atau nekosis pada bowel.
- Penatalaksanaan
a. Dengan reposisi normal
b. Dengan memakai truss atau sabuk hernia untuk pasien yang tidak memerlukan tindakan bedah
c. Herniorafi (bedah perbaikan hernia) diseksi dari kantong hernia dan dikembalikan pada susunanya semula pada cavum abdomen.
d. Hernioplasti adalah perbaikan pada area yang lemah menguatkan dengan kawat, jalinan baja atau fascia.
e. Pemberian analgesic pada hernia yang menyebabkan nyeri.
- Pengkajian
Hal-hal yang dikaji antara lain :
a. Biodata
Mencakup identitas nama, umur, jenis kelamin (hernia inguinalis lebih banyak terjadi pada laki-laki sedangkan hernia umbilicalis lebih banyak terjadi pada wanita dan infant). Pekerjaan (terutama pekerjaan yang berat dan yang dapat meningkatkan intra abdominal).
b. Riwayat penyakit sekarang
Meliputi perjalanan penyakit mulai penderita merasakan adanya kelainan samapai penderita masuk rumah sakit.
c. Riwayat penyakit sebelum nya
Apakah penderita pernah menderita hernia sebelumnya, apakah merupakan kekambuhan atau penyakit lain seperti batuk menahun.
d. Pemeriksaan fisik
Insfeksi : pada hernia inguinalis di dapatkan benjolan/masaa yang muncul pada lipatan paha.
Palpasi : dapat diraba adanya jaringan/benjolan yang bergerak turun ke dalam kanalis inguinalis pada annulus inguinalis superficial ataupun kantong setinggi annulus inguinalis profundus.
Perkusi dan Auskultasi : dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan pada paru, jantung ataupun abdomen. Pada hernia yang disebabkan oleh batuk menahun, obesitas ataupun kehamilan dapat ditemukan perubahan-perubahan yang mendukung trjadinya hernia. Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk menentukan dilakukannya operasi bedah.
e. Data Laboratorium
Pemerikasaan darah lengkap yang meliputi :
Hemoglobin, hematokrit, lekosit, masa perdarahan, bleeding time dan clothing time.
f. Data penunjang lain
Foto rotgen thorax .
Analisa dari pemngkajian
a. Data subjektif :
o Penderita mengeluh merasa tidak nyaman atau pegal pada daerah inguinal.
o Penderita mengeluh nyeri pada daerah inguinal
o Penderita mengeluh adanya benjolan di daerah lipatan paha yang timbul pada saat mengejan, berdiri, berjalan dan menghilang bila tidur.
o Penderita merasa cemas pada tindakan operasi yang akan dilakukan.
b. Data objektif
o Teraba adanya benjolan atau massa yang bergerak turun kedalam
o Kanalis inguinalis pada annulus inguinalis superficial atau kantong setinggi amnulus inguinalis profundus.
o Ekspresi wajah menunjukan kesakitan.
o Pendrita kelihatn gellisah/cemas.
o Penderita terjadwal operasi pada tanggal …………..
DIAGNOSA, TUJUAN,
KRITERIA HASIL,
REMCANA TINDAKAN : Pre Operasi :
1. Potensial/akuat sehubungan dengan akan dilakukan nya operasi hernia (herniarafi/hernioplasyi).
Tujuan:
Rasa cemas berkurang ke tingkat ringan
Criteria Hasil :
· Penderita mau bertanya dan menbericarakan masalahnya.
· Penderita mengungkapkan bahwa rasa cemas nya berkurang
· Penderita mau bekerjasama dalam persiapan operasi hernia.
Rencana tindakan
a. Jelaskan penyakitnya kenapa prlu dilakukan tindakan opersi
b. Jelaskan secara keseluruhan tentang :
· Jadwal operasi
· Situasi ruang opersi dan ruang pemulihan
· Apa nyang akan dialami di ruang operasi dan ruang pemulihan.
· Prosedur operasi secara umum
· Jenis anestesi
· Apa yang dirasakan dan dialami setelah operasi dan dan secara umum penatalaksanaan post operasi
· Resiko operasi
· Dan lain-lain sesuai kebutuhan penderita
c. Anjurkan dan berikan kesempatan kepada keluarga untuk memberikan dukungan kepada penderita.
d. Jelaskan tentang persiapan-persiapan operasi seperti : puasa 8-10 jam sebelum operasi, klisma, kunjungan anestesi, persiapan darah, ekstra personal hygene dll beserta alasan kenapa dilakukannya.
2. Potensial terjadinya infeksi sehubungan dengan akan dilakukan operasi hernia.
Tujuan
Mencegah terjadinya infeksi
Kriteria hasil :
· Daerah lapangan operasi bersih akan rambut dan kotoran
· Feses minimal atau bersih setelah di klisma (sesuai jenis operasi).
· Personal hygine (kebersihan diri) secara keselurhan baik.
Rencana tindakan :
a. Anjurkan /bantu oenderiat untuk melakukan ekstra personal hygine
b. Lakukan klisma /enema pada pagi hari operasi sampai feses minimal atau samapai feses bersih.
c. Lakukan pencukuran pada daerah operasi ± 5 cm dari darah insisi ± 2 jam sebelum operasi.
d. Kenakan baju dan penutup kepala ssebelum penderita dibawa keruang operasi
e. Berikan obat profilaksis sebelumnya sesuai progam medis
3. Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan kurang nya suplai darah pada daerah hernia.
Tujuan :
Rasa nyeri berkurang ampai dengan hilang
Criteria hasil :
· Tanda-tanda vital dalam batas normal
· Penderita mengatakan tidak nyeri atau nyeri berkurang
· Ekspresi wajah tenang
Rencana tindakan :
a. Jelaskan penyebab nyeri pada penderita
b. Observasi tingkat dan intensitas nyeri
c. Observasi tanda-tanda vital
d. Anjurkan dan bimbing penderita untk melakukan cara-cara mengatasi nyeri seperti : tehnik relaksasai tehnik substitusi dan lain-lain.
e. Lakukan kompres dingin pada daerah pembengkakan
f. Kolaborasi pemberian analgesic
g. Atur posisi yang nyaman bagi penderita
Post operasi
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan adanya luka operasi
Tujuan :
Rasanyaman nyeri terpenuhi atau terkontrol
Criteria Hasil
· Penderita mengatakan rasa nyeri berkurang/hilang
· Ekspresi wajah dan otot-otot ekstermitas tidak tegang dan tampak rileks
· Penderita dapat tidur dan istirahat sesuai dengan kebiasaan sebelumnya
Rencana tindakan :
a. Beri kesempatan penderita untuk mengungkapkan rasa sakit nya baik verbal maupun non verbal
b. Kaji tingkat nyeri tiap 4-6 jam atau lebih sering sesuai tingkat nyeri penderita selama 1-3 hari setelah pasca operasi
c. Observasi tanda-taanda vital
d. Anjurkan dan bimbing penderita untk melakukan cara-cara mengatasi nyeri seperti : tehnik relaksasai tehnik substitusi dan lain-lain.
e. Kolaborasi pemberian analgesic.
2. Keterbatasan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari sehubungan dengan kelemahan fisik
Tujuan :
Kebutuhan penderita terpenuhi
Criteria hasil :
· Personal hygine penderita (perorangan baik)
· Kebutuhan nutrisai dan eliminasi terpenuhi dengan bantuan perawat dan kemudian secara bertahap penderita dapat mandiri.
Rencana tindakan :
a. Bantu penderita untuuk memenui kebutuhan nya selama penderita belum mampu melakukannya.
b. Motivasi penderita untuk melakukan aktifitas sehari-hari secara baertahap sesuai dengan kemampuannya.
c. Motivasi dan bombing penderita untuk mobilisasi secra bertahap.
d. Potensial terjadinya syok sehubungan dengan hipototemik dan atau neurogenik
Tujuan :
Syok tidak terjadi
Criteria Hasil :
· Tanda-tanda vital terutama tekanan darah dan nandi mendekati batas normal
· Suhu perifer hangat
· Pengisian darah perifer baik (tidak lebih dari dua detik)
· Kesadaran tidak menurun
· Produksi urin tidak lebih 1 cc 1kg /jam
Rencana Tindakan
a. Observasi tanda-tanda vital suhu perifer, pengisian darah kapiler tiap 15 menit
b. Jika 15 menit I dan II stabil, pbservasi tiap 30 menit
c. Jika 30 menit tiap 2 kali stabil lakukan tiap jam
d. Jika tiap jam sebanyak 2 kali stabil lakukan tiap 2 jam
e. Selanjutnya jika stabil lakukan tiap 4 jam pada siang hari dan 1 jam sebelum tidur malam sampai post ops hari ke 3
f. Observasi perdarah luka operasi tiap 2 jam selama 12 jam pertama pasca operasi
g. Kaji dan ukur produsi urin tiap 2 jam selama 24 jam pertama pasca operasi selanjutnya tiap 6-8 jam jika produksi urin normal
h. Kaji tinngkat nyeri tiap 4-6 jam lebih sering nyeri hebat
4. Potensial terjadinya infeksi sehubungan denga adanya luka operasi
Tujuan :
Infeksi tidak terjadi
Kriteria Haasil :
· Suhu dalam batas normal
· Tidak ada tanda-tanda infeksi pada daerah luka operasi
· Hasil kultur tidak menunjukan adanya kuman pathogen
Rencana Tindakan :
a. Gunakan tehnik aseptic pada saat mengganti balutan /merawat luka
b. Observasi suhu tiap 4 jam sampai 1 hari post operasi selanjutnya tiap 6-8 jam jika tidak ada keanaikan suhu
c. Jaga kebersihan perorangan dan lingkungan penderita
d. Observasi tanda-tanda infeksi pada daerah luka
e. Kolaborasi pemerisan laboratorium
f. Kolaborasi pemberian antibiotic
Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan merupakan implementasi dan rencana tindakan yang telah di tentukan, dengan maksud agar terpenuhi kebtuhan secara optimal. Tindakan keperwatan sebagian dapat dilaksanakan oleh penderita itu sendiri, oleh perawat secara mandiri atau mungkin dapat bekerja sama antar tim kesehatan lainnya misall nya ahli gizi, dan fisioterapi.
Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses perawatan, untuk mengetahui hasil dari rencana yang telah di tentukan sebelumnya dengan menggunakan SOAP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar