Sabtu, 30 Januari 2016

Askep Lupus Eritematosa Sistemik



TINJAUAN TEORITIS
Lupus Eritematosa Sistemik
A.    Pengertian
            SLE (Sistemisc lupus erythematosus) adalah penyakti radang multisistem yang sebabnya belum diketahui, dengan perjalanan penyakit yang mungkin akut dan fulminan atau kronik remisi dan eksaserbasi disertai oleh terdapatnya berbagai macam autoantibodi dalam tubuh.  (Sumber : http://stikep.blogspot.com)
            Lupus eritematosus sistemik adalah penyakit autoimun yang melibatkan berbagai organ dan manifestasi klinis bervariasi dari yang ringan sampai yang berat. Pada keadaan awal, sering sukar dikenal sebagai LES, karena manifestasinya sering tidak terjadi bersamaan. (arif mansjoer kapita selekta kedokteran, edisi ketiga, jilid satu, hal 568,)
            LES suatu penyakit peradangan kulit dan visera yang etiologinya belum diketahui, pada pemeriksaan darah kadang – kadang sel dan jaringan dirusak oleh auto antibody dan komplek imun pathogen terlihat tesirologi positif palsu untuk sifilis, test Coomb positif, protein serum abnormal, dan factor reumatoid serum positif. (Petrus andrianto, kapita selekta dermatovenerologi, EGC hal 97)
B.     Etiologi
            Sampai saat ini penyebab LES belum diketahui. Diduga factor genetik, infeksi, dan lingkungan yang ikut berperan pada patofisologi LES.
            Sistem imun tubuh kehilangan kemampuan untuk membedahkan antigen dari sel dan jaringan tubuh sendiri. Penyimpangan reaksi imunologi ini akan menghasilkan anti bodi secara terus – menerus. Anti bodi ini juga akan berperan dalam pembentukan kompleks imun sehingga mencetuskan penyakit inflamasi imun sistemik dengan kerusakan multiorgan
3. Patofisiologi
Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan peningkatan autoantibodi yang berlebihan. Gangguan imunoregulasi ini ditimbulkan oleh kombinasi antara faktor-faktor genetik, hormonal ( sebagaimana terbukti oleh awitan penyakit yang biasanya terjadi selama usia reproduktif) dan lingkungan (cahaya matahari, luka bakar termal). Obat-obat tertentu seperti hidralazin, prokainamid, isoniazid, klorpromazin dan beberapa preparatantikonvulsan di samping makanan seperti kecambah alfalfa turut terlibat dalampenyakit SLE- akibat senyawa kimia atau obat-obatan.
Pada SLE, peningkatan produksi autoantibodi diperkirakan terjadi akibat fungsi sel T supresor yang abnormal sehingga timbul penumpukan kompleks imun dan kerusakan jaringan. Inflamasi akan menstimulasi antigen yang selanjutnya serangsang antibodi tambahan dan siklus tersebut berulang kembali.
C.    Manifestasi Klinis
1.      Sistem Muskuloskeletal
Artralgia, artritis (sinovitis), pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari.
2.       Sistem integument
Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal hidung serta pipi.Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum.
3.      Sistem kardiak
Perikarditis merupakan manifestasi kardiak.
4.      Sistem pernafasan
Pleuritis atau efusi pleura.
5.      Sistem vaskuler
Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler, eritematous dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis.
6.      Sistem perkemihan
Glomerulus renal yang biasanya terkena.
7.      Sistem saraf
Spektrum gangguan sistem saraf pusat sangat luas dan mencakup seluruh bentuk penyakit neurologik, sering terjadi depresi dan psikosis.

D.    Evaluasi Diagnostik
            Diagnosis SLE dibuat berdasarkan pada riwayat sakit yang lengkap dan hasil pemeriksaan darah. Gejala yang klasik mencakup demam, keletihan serta penurunan berat badan dan kemungkinan pula artritis, peuritis dan perikarditis. Pemeriksaan serum : anemia sedang hingga berat, trombositopenia, leukositosis atau leukopenia dan antibodi antinukleus yang positif. Tes imunologi diagnostik lainnya mendukung tapi tidak memastikan diagnosis.
E.     Penatalaksanaan Medis
1.      Preparat NSAID untuk mengatasi manifestasi klinis minor dan dipakai bersama kortikosteroid, secara topikal untuk kutaneus.
2.      Obat antimalaria untuk gejal kutaneus, muskuloskeletal dan sistemik ringan SLE
3.      Preparat imunosupresan (pengkelat dan analog purion) untuk fungsi imun.













Asuhan Keperawatan Pada Sistemisc Lupus Erythematosus

PENGKAJIAN
      A. Identitas pasien
            Nama                           : 
            Umur                           : 
            Jenis kelamin               :
            Status                          : 
            Tempat/ tgl lahir          : 
            Pendidikan                  : 
            Agama                         : 
            Pekerjaan                     : 
            Alamat                       
            Suku bangsa                : 
            Tgl masuk R.S             : 
            Tgl pengkajian             : 
            No Med.rec                 : 
            Diagnosa Medis          :  Sistemisc lupus erythematosus

B. Riwayat kesehatan
a)      Riwayat kesehatan sekarang:
-          Keluhan  utama: Ruam eritematous, plak eritematous pada kulit kepala, muka atau leher
-          Keluhan yang menyertai: mudah lelah, lemah, nyeri, kaku, demam/panas

b)      Riwayat Kesehatan Dahulu
Ada kemungkinan pasien terlalu lama terpajang dengan suatu bahan yang diperkirakan menjadi pencetus LES
c)      Riwayat Kesehatan Keluarga
Penyakit LES merupakan penyakit genetic 
d)     Riwayat Psikososial
e)      Riwayat Kesehatan Spiritual.

C.    Komponen Kebutuhan dasar
1.      Pernafasan
Pola pernpasan pasien megalami perubahan yaitu adanya peningkatan frekuensi pernapasan ditandai dengan napas pendek, dangkal.
2.      Istirahat dan tidur
Pola Istirahat dan Tidur pasien mengalami perubahan karenakan adanya nyeri
3.      Eliminasi
Pola eliminasi pasien tidak terjadi kelainan
4.      Nutrisi
Pola nutrisis pasien mengalami gangguan ditandai dengan adanya anoreksi, mual, muntah
5.      Aktivitas
Pola aktifitas pasien mengalami gangguan ditandai dengan adanya keletihan, mudah lelah, dan kaku pada sendi
6.      Personal Higiene
Pola kebersihan diri pasien tidak mengalami gangguan, pasien masih dapat memenuhinya tanpa bantuan orang lain






D.     Pemeriksaan fisik
1)      Keadaan Umum :
2)      Kesadaran             :
3)      TTV ,
TD         :
N           :cepat
R           : meningkat
SB         : meningkat
4)      HEAD TO TOE
Kepala             : plak eritematous
Wajah              : Ruam eritematous berbentuk kupu-kupu
Mata                :
Hidung            :
Telinga            : plak eritematous
Mulut              :
Lidah               :
Leher               : plak eritematous
Thorax             :
Jantung            :
Abdomen        :
Genetalia         :
Kulit                :plak eritematous dan Ruam eritematous
Eks
         Atas       : plak eritematous
         Bawah   :

KLASIFIKASI DATA :
1.      DATA SUBJEKTIF : -

2.      DATA OBJEKTIF :

-          Ruam eritematous, plak eritematous pada kulit kepala, muka atau leher
-          mudah lelah,
-          lemah,
-          nyeri,
-           kaku,
-          demam/panas
ANALISA DATA
NO
DATA
DAMPAK MASLAH
MASALAH
1.
Ds :
Do :
-          Terdapat lesi pada daerah kulit
terganggunya regulasi kekebalan

peningkatan autoantibodi yang berlebihan

timbul penumpukan kompleks imun dan kerusakan jaringan kulit
Gangguan Integritas kulit
2.
Ds :
Do:
-           nyeri pada daerah persendihan.
Peningkatan autoantibody yang berlebihan

Terganggunya system persendian

Atralgia/arthritis

Nyeri
Nyeri
3.
Ds:
Do:
-           Gangguan persendian
-          Kelemahan
-          Mudah lelah
Peningkatan autoantibody yang berlebihan

Terganggunya system persendian

Atralgia/arthritis

Kerusakan mobilitas fisik
Kerusakan mobilitas fisik
4.
Ds :
Do :
-          Demam

peningkatan respon imun yang berlebihan

menyerangsel

peradangan
 

SB meningkat
 

Demam
 

hipertermi
Hipertermi





PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN Lupus Eritematosa Sistemik ( LES )
No
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN/ criteria hasil
INTERVENSI
RASIONAL
1.
Gangguan Integritas kulit b/d terjadinya autoimun, genetik, dan factor lingkungan ditandai dengan :
Ds :
Do :
-          Terdapat lesi pada daerah kulit
Kembalinya kulit seperti semula
Dengan kriteri hasil :
Ds :
Do :
- tidak terdapat lesi
1.      Kaji tingkat keparahan lesi yang diaalmi paisen
2.      Berikan perawatan pada daerah lesi
3.      Beri penjelasan tentang penyakitnya


4.       Dorong kepatuhan pasien terhadap program terapinya
1.      Mengetahui seberapa parah lesi yang diderita pasien,
2.      Dapat memperbaiki integritas kulit pasien
3.      Membuat pasien mengerti keadaan dirinya dan mau berkerja sama dalam pengobatan
4.      Dengan adanya kepatuhan pasien dalam program terapi dapat mempercepat penyembuhan pasien
2.
Kerusakan mobilisasi fisk berhubungan dengan
Peningkatan aktivitas penyakit,  rasa nyeri, depresi. Ditandai dengan :

Ds :
Do :
-          Gangguan persendian
-          Kelemahan
-          Mudah lelah
Mobilisasi pasien kembali normal dengan criteria hasil,
Ds :
Do :
-          Kelemahan berkurang
-          Mudah letih berkurang

1.      Kaji tingkat ketergantungan pasien.

2.      Dorong nutrisi adekuat termasuk sumber zat besi dari makanan

3.      Beri penjelasan tentang keletihan

4.      Berikan latihan Rentang gerak pada pasien
1.      Mengetahui seberapa besar tingkat ketergantungan pasien
2.      Dengan nutrisi yang baik, kelemahan pasien dapat teratasi berkat energy yang terpenuhi
3.      Membantu pasien untuk termotivasi dalam mengikuti terapi
4.      Dengan latihan yang teratu dapt memperbaiki mobilisasi pasien
3.
Nyeri akut  berhubungan dengan inflamasi dan kerusakan jaringan. Ditandai dengan :
Ds :
Do :
-          nyeri pada daerah persendihan.
Nyeri hilang setelah diberikan tindakan keperawatan, dengan kriteri hasil,
Ds :
Do :
-          nyeri hilang
1.      Kaji skala nyeri

2.      Observasi TTV



3.      Berikan tindakan  relaksasi jika diperlukan

4.      Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesic
1.      Mengetahui skala nyeri pasien
2.      Perubahan TTV  pasien dapat menunjukan indikasi adnya nyeri yang dialami pasien
3.      Dengan tindakan  relaksasi dapat mengurangi nyeri pasien
4.      Mengetahui dosis dan pemberian analgesic yang tepat, apabila nyeri sudah tidak dapat diatasi oleh pasiendan tindakan mandiri perawat
4.
Hipertermi berhubungan dengan adanya proses peradangan . ditandai dengan
Ds :
Do :
-          Demam
Suhu tubuh pasien kembali normal setelah diberikan tindakan keperawatan, dengan criteria hasil :
Ds :
Do :
-          Suhu bdan normal
-          Demam hilang
1.      Obsevasi TTV



2.      Observasi suhu pasien tiap 3 jam  

3.      Berikan kompres pada dahi






4.      Anjurkan pasien untuk memakai pakian yang menyerap air.




5.      Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antipiuretik
1.      Mengetahui keadaan umum pasien, Perubahan TTV menandakan adanya kelainan pada diri pasien
2.      Megetahui perubahan suhu pasien

3.      Pada dahi terletak hipotalamus yang berfungsi mengatur  suhu  tubuh, dengan kompres pada dahi dapat merangsang penurunan suhu pasien

4.      Mencegah  infeksi sekunder akibat  suhu badan yang lembab.  keringat merupakan media berkembangnya beberapa jenis bakteri dan jamur

5.       Mengetahu i  dosis dan pemberian obat  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar