DAFTAR ISI
Daftar Isi………………………………………………………….. . i
Tinjauan Teoritis…………………………………………………. 1
A. Definisi……………………………………………………. . 1
B. Etiologi……………………………………………………. . 1
C. Manifestasi Klinis…………………………………………2
D. Patofisiologi………………………………………………. 2
E. Komplikasi……………………………………………….. . 2
F. Penatalaksanaan…………………………………………. 3
G. Pemeriksaan Penunjang………………………………. . 3
Asuhan Keperawatan………………………………………….. . 4
Analisa Data………………………………………………………. 8
Diagnosa Keperawatan…………………………………………. 10
LANDASAN TEORITIS
A. Definisi
Penyakit Hirschprung disebut juga congenital aganglionosis/megakolon (aganglionik megacolon) yaitu tidak adanya sel ganglioan dalam rectum dan sebagian tidak ada dalam colon. (Asuhan Keperawatan Anak Edisi I, hal 241).
B. Etiologi
v Sering terjadi pada anak dengan Down Syndrome (Asuhan Keperawatan Anak, hal 443)
v Mungkin karena adanya kegagalan sel-sel “neural crest” embrional yang berimigrasi ke dalam dinding usus atau kegagalan flexus mensenterikus dan submukosa untuk berkembang kearea kraniokaudal di dalam dinding usus. (Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, hal 443)
C. Patofisiologi
v Persyarafan parasimpatik colon didukung oleh ganglion. persyarafan para simpatik yang tidak sempurna pada bagian usus yang aganglion mengakibatkan peristaltic abnormal, sehingga terjadi konstipasi dan obstruksi.
v Tidak adanya ganglion disebabkan kegagalan dalam migrasi sel ganglion selama perkembangan embrioembrio lagi, karena sel ganglion tersebut berimigrasi ada bagian kaudal saluran gastrointestihal (rectum). Kondisi ini akan memperluas hingga proximal dari anus.
v Semua ganglion pada intramural plexus dalam usus berguna untuk control kontraksi dan relaksasi peristaltic secara normal.
v Penyempitan pada lumen usus, tinja dan gas akan terkumpul di bagian proximal dan terjadi obstruksi dan menyebabkan di bagian colon tersebut melebar (megacolon).
Tidak ada pembentukan ganglion parasimpatik
Pada Trimester 1 (Usia kehamilan 3 bln)
![]() |
Region aganglionik

![]() |
Pelebaran segmen proksimal
![]() |
Obstruksi Tidak ada relaksasi
(Asuhan Keperawatan pada Anak, Edisi I, hal 242-243)
D. Manisfestasi Klinis
v Kegagalan lewatnya mekonium dalam 24 jam pertama kehidupan
v Konstipasi kronik mulai bulan pertama kehidupan dengan terlihat tinja seperti pita. Dari penyakit diketahui adanya peningkatan kesulitan dalam defekasi.
v Anggota gerak yang kecil, perut yang besar dan membuncit merupakan penampilan yang khas
v Obstruksi usus dalam periode neonatal
v Nyeri abdomen
v Gangguan pertumbuhan
v (Asuhan Keperawatan pada Anak, Edisi I, hal 242-243)
E. Komplikasi
v Obstruksi usus
v Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
v Konstipasi
F. Penatalaksanaan
v Penggunaan pelembek tinja
v Dengan pembedahan, colostomy
G. Pemeriksaan penunjang
v Pemeriksaan rectum
v Pemeriksaan dengan barium enema
v Pemeriksaan rectal biopsy
v (Asuhan Keperawatan pada Anak, Edisi I, hal 243)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN
“HIRSCHPRUNG”
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Agama :
Suku/Bangsa :
Tanggal MRS :
Tanggal pengkajian :
Ruangan :
Diagnosa medis : Hirschprung
No Med. Reg :
2. Identitas penanggung
Nama Ayah :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Umur :
Nama Ibu :
Agama :
Umur :
Pendidikan :
Alamat :
B. Riwayat Kesehatan
v Riwayat kesehatan sekarang
a. Keluhan Utama : Konstipasi
b. Riwayat keluhan utama : Konstipasi mulai bulan pertama kehidupan, tinja seperti pita
c. Keluhan yang menyertai : Obstruksi usus, nyeri dan distensi abdomen serta gangguan pertumbuhan
d. Keadaan umum : Tampak gelisah, lemah, sering menangis
v Riwayat kesehatan dahulu
a. Riwayat kehamilan/persalinan
Ø Prenatal
- kondisi ibu saat hanil baik
- ada kelainan atau tidak
- nutrisi yang di konsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna
- berapa kali pemeriksaan kehamilan di tempat pelayanan kesehatan
- imunisasi TT 2 kali
Ø Natal
- bayi lahir aterm atau premature
- lahir spontan atau dengan alat atau operasi
- letak bokong atau sungsang atau normal
- di tolong oleh bidan atau dokter atau perawat atau bidan kampong
- dimana RS, Puskesmas atau klinik bersalin atau rumah
- ada cacat bawaan tidak bias buang air besar sejak lahir
Ø Neonatal
- kondisi bayi waktu lahir baik dan menangis
- BB 2,9 Kg, PB 50 Cm, Apgar skor 9
- Warna kulit kemerah-merahan
- Ada masalah setelah lahir
Ø Postnatal
- lamanya ibu dirawat setelah persalinan
- produksi ASI
- ada meeonium atau tidak
- bayi menetek dengan baik
b. Riwayat Tumbang
Pertumbuhan dan perkembangan buruk (gagal tumbuh)
c. Riwayat imunisasi
2. Riwayat keluarga
Dalam keluarga ada anggota keluarga yang menderita penyakit sama dengan pasien.
3. Riwayat social
Siapa yang merawat anak dan bagaimana hubungan dengan anak.
4. Riwayat kesehatan lingkungan
Rumah : berapa kamar, penghuni dalam rumah berapa orang, sumber air minum, pembuangan sampah dan air kotor.
v Pola Kebiasaan
- Pola nafas :
- Pola makan :
- Pola eliminasi : BAB : Tinja seperti pita, konstipasi
- Pola istirahat dan tidur :
- Pola aktivitas :
- Pola kebersihan diri :
v Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Pasien tampak lemah
b. Kesadaran : Compos metis
c. Tanda-tanda vital :
d. Kepala :
- Mata : Gerakan bola mata+, conjungtiua, sclera-
- Telinga : Bersih, tidak ada kelainan
- Hidung : Bersih, tidak ada kelainan
- Mulut : Bersih, tidak ada kelainan
- Kulit : Turgor baik
e. Thorax dan perut :
- Thorax :
- Perut : Perut membuncit
- Jantung :
f. Genetalia :
g. Anus :
h. Ekstremitas :
i. Neurologi :
j. Pemeriksaan penunjang : - Pemeriksaan rektum
- Pemeriksaan dengan barium enema
- Pemeriksaan rectal biopsy
C. ANALISA DATA
No | Data | Dampak masalah | Masalah | ||||||
1 | Ds : - Orang tua pasien mengeluh anaknya gelisah dan sulit BAB. Do : - Adanya Konstipasi - Tinja seperti pita - Bau busuk | Aganglionik parasimpatik pada usus
Peristaltik Abnormal
Konstipasi | Konstipasi | ||||||
2 | Do : - Turgor kulit jelek - Membran mukosa tidak lembab - Mual dan muntah | Proses pembedahan
Pengeluaran cairan
Risiko kurangnya volume air | Risiko kurang volume cairan | ||||||
3 | Do : - Adanya kemerahan, bengkak pada insisi - Adanya demam, drainage yang tidak biasanya | Prosedur pembedahan dan insisi
Risiko terjadinya infeksi | Risiko infeksi | ||||||
4 | Do : - Adanya tanda-tanda dehidrasi - BB menurun - Adanya bising usus | ![]() Kurangnya intake makanan ![]() Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh | Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh | ||||||
5 | Ds : - Orangtua mengatakan anaknya gelisah, menangis, tidak mau tidur - Pasien mengeluh nyeri Do : - Anak tidak dapat melakukan aktivitas - Tidak dapat beristiharat - Menangis | Stimulus
Merangsang receptor nyeri ke thalamus
Nyeri dipersepsikan ![]() Nyeri | Nyeri | ||||||
6 | Ds : - Klien menyangkal dan menarik diri Do : -Perubahan bentuk tubuh | Proses penyakit
Penanganan Colostomy
Gangguan Citra Tubuh | Gangguan citra tubuh | ||||||
7 | Ds : - Ungkapan ketidaktahuan keluarga tentang proses penyakit, pengobatan dan perawatan Do : - Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit, pengobatan dan perawatan | Kurangnya informasi tentang proses penyakit dan pengobatan
Kurang pengetahuan | Kurang pengetahuan |
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No | Diagnosa Keperawatan | Rencana Keperawatan | ||
Tujuan | Intrevensi | Rasionalisasi | ||
1 | Konstipasi berhubungan dengan obstruksi karena aganglion pada usus. Ditandai dengan : Ds: Orang tua pasien mengeluh anaknya gelisah dan sulit BAB Do : Adanya kostipasi Tinja seperti pita Bau Busuk | Tidak ada konstipasi dengan criteria hasil : Ds : - Anak tidak lagi gelisah dan tidak ada kesulitan BAB Do : - Tidak ada konstipasi | - Kaji fungsi usus dan karakteristik tinja - Siapkan anak untuk pembedahan dan colostomy temporer, lakukan enema isotonic hingga bersih, dan monitor intake dan output, pemberian elektrolit polyethylene glycol melalui oral atau NGT 25-60 ml/kg perhari | - Mengetahui tingkat konstipasi yang ada - Persiapan pembedahan dilakukan untuk secepatnya menangani konstipasi |
2 | Risiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan persiapan pembedahan, intake yang kurang, mual dan muntah Ditandai dengan : Do : - Turgor kulit jelek - Membran mukosa tidak lembab | Tidak terjadi risiko kurangnya cairan Dengan kriteris hasil : Do : - Membran mukosa lembab - Turgor kulit baik | - Monitor intake dan output, monitor mual serta muntah - Berikan cairan secara intravena bila dibutuhkan dan sesuai program, pertahankan intake dan output - Kaji status hidrasi sebelum dan sesudah pembedahan dengan mengkaji turgor kulit dan membrane mukosa | - Mengetahui tingkat risiko terjadi kurangnya volume cairan - Upaya untuk mencegah risiko kurangnya volume cairan - Mengetahui secara dini terjadinya risiko kurangnya volume cairan |
3 | Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan dan adanya insisi Ditandai dengan : Do : - Adanya kemerahan, bengkak, pada insisi. - Adanya demam, drainage yang tidak biasanya | Tidak terjadi infeksi Dengan criteria hasil: Do : - Tidak ada tanda-tanda infeksi pada insisi - Tidak ada demam, dan tidak ada drainage yang tidak biasanya | - Kaji insisi pembedahan, kemerahan, bengkak dan drainage - Observasi warna stoma, pendarahan dan kerusakan sekeliling area insisi pembedahan - Catat adanya demam, drainage yang tidak biasanya, kemerahan dan atau bau dan laporkan - Gunakan kantong stoma yang hypoallergi | - Mengetahui adanya tanda-tanda infeksi - Mengetahui secara dini tanda-tanda infeksi - Mencegah terjadi infeksi karena pemakaian kantong stoma |
4 | Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya pembatasan diet yang sekunder terhadap pembedahan untuk pembuatan colostomy. Ditandai dengan : Ds : Do : - Adanya tanda-tanda dehidrasi - BB meurun - Adanya bising usus | Mempertahankan status nutrisi yang adekuat Dengan criteria hasil: Ds : Do : - Tidak ada tanda-tanda dehidrasi - BB meningkat - Tidak ada bising usus | - Kaji status nutrisi - Puasakan anak hingga bising usus dan ada buang gas (Flatus) - Pertahankan NGT - Pemberian cairan melalui intravena sesuai program sampai anak toleran dengan intake secara oral - Timbang BB setiap hari | - Mengetahui status gizi pasien - Mencegah komplikasi post operasi - Upaya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien - Pamenuhan kebutuhan cairan pasien - Mengetahui perkembangan nutrisi pasien |
5 | Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan Ditandai dengan : Ds : - Orang tua pasien mengatakan anak gelisah, menangis - Klien mengatakan nyeri Do : - Anak tidak dapat melakukan aktivitas - Wajah meringis - Menangis | Memberikan control nyeri yang adekuat Dengan kriteria hasil: Ds : - Orang tua mengatakan anak tidak lagi gelisah - Klien mengatakan nyeri hilang Do : - Anak dapat melakukan aktivitas - Klien tampak rileks | - Kaji tingkat nyeri - Berikan rasa nyaman; reposisi, “back rub” (pijat punggung), mendengarkan musik, sentuhan dll. - Kolaborasi untuk pemberian obat anti nyeri sesuai program - Berikan ketenangan kepada anak | - Mengetahui tingkat nyeri pasien - Upaya untuk mengurangi rasa nyeri - Obat anti nyeri dapat membantu mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri - Suasana tenang dapat mengurangi rasa nyeri |
6 | Gangguan citra tubuh berhubungan dengan colostomy Ditandai dengan : Ds : Klien menyangkal dan menarik diri Do : Perubahan bentuk tubuh | Mampu mengenali dan bekerja sama dalam perubahan konsep diri/peran, tanpa menimbulkan harga diri yang negative Dengan criteria hasil: Ds : Klien mampu mengungkapkan kenyataan secara realisasi dan penerimaan terhadap tubuhnya Do : Klien dapat menerima kenyataan | - Pertahankan hubungan terapeutik klien dengan perawat - Jelaskan perbaikan pembedahan dan proses kesembuhan - Dukung penggunaan mekanisme koping | - Mengembangkan rasa saling percaya antara klien dan perawat - Meningkatkan pengetahuan tentang kondisi penyakit kepada klien - Membantu mengatasi perubahan |
7 | Kurang pengetahuan berhubungan dengan kebutuhan irigasi, pembedahan, dan perawatan colostomy Ditandai dengan : Ds : Ungkapan ketidaktahuan keluarga tentang proses penyakit, pengobatan dan perawatan Do : Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit | Meningkatkan pengetahuan tentang kondisi pada orang tua dan anak Dengan criteria hasil: Ds : Pasien mengerti tentang proses penyakit, pengobatan dan perawatan Do : Adanya peningkatan pengetahuan | - Kaji tingkat pengetahuan tentang kondisi yang dialami, perawatan dirumah dan pengobatan - Jelaskan perbaikan pembedahan dan proses kesembuhan - Ajarkan colostomy segera setelah pembedahan dan dilakukan supervise saat orang tua melakukan perawatan ostomy | - Mengetahui tingkat pengetahuan orangtua dan pasien - Orangtua dapat mengerti tentang penyakit yang diderita anaknya - Orang tua dapat melakukan perawatan colostomy di rumah |
DAFTAR PUSTAKA
Suryadi, Skp dan Rita Yuliana, Skp, Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi I, PT Fajar Interpratama, Jakarta : 2001
A.H Markum, Buku Ajar Ilmu Kesehata Anak. Jilid I, FKUI, Jakarta : 1991.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar